Dari Rochdale ke Nusantara: Sejarah Koperasi yang Mengubah Dunia

Kharizal Afriandi
1

 

Perjalanan inspiratif gerakan koperasi dari Inggris hingga menjadi fondasi ekonomi kerakyatan di Indonesia




Pendahuluan: Koperasi, Gerakan Sosial yang Terlupakan

Di tengah dunia yang makin didominasi oleh raksasa korporasi dan model ekonomi kapitalistik, koperasi kadang terlupakan. Namun, sejarah mencatat bahwa gerakan koperasi lahir dari keresahan sosial—sebagai bentuk solidaritas terhadap ketimpangan ekonomi. Artikel ini akan membawa Anda menelusuri asal usul koperasi dari Eropa hingga berkembang menjadi kekuatan rakyat di Indonesia, lengkap dengan tokoh, filosofi, dan tantangan masa kini.


Asal-Usul Koperasi Dunia: Ketika Solidaritas Mengalahkan Pasar

1. Revolusi Industri dan Lahirnya Ide Koperasi

Inggris abad ke-19 menyimpan luka sosial yang dalam. Di kota Rochdale, sekelompok tukang roti dan buruh tekstil mendirikan koperasi konsumen pertama pada 1844—sebuah toko kecil dengan modal £28, yang dijalankan berdasarkan prinsip kesetaraan dan kepercayaan.

“Democratic control: one person, one vote”
— Prinsip Rochdale, 1844

Mereka bukan hanya menjual barang, tapi menanamkan harapan. Prinsip koperasi mereka diadopsi global dan menjadi dasar berdirinya International Cooperative Alliance (ICA) di tahun 1895.

2. Friedrich Raiffeisen dan Semangat Kredit Rakyat di Jerman

Di Jerman, Friedrich Wilhelm Raiffeisen memulai koperasi simpan pinjam untuk petani desa. Filosofinya sederhana tapi kuat:

“Self-help, self-governance, self-responsibility.”
Koperasi bukan tentang memberi, tapi memberdayakan.

Gerakan ini menyebar cepat ke sektor pertanian, perumahan, dan keuangan—bahkan menjadi model awal sistem perbankan mikro modern.


Masuknya Koperasi ke Indonesia: Semangat Gotong Royong dalam Praktik Ekonomi

1. Aria Wiriaatmaja dan Cikal Bakal Koperasi Lokal

Pada masa Hindia Belanda, ketimpangan ekonomi mendorong lahirnya lembaga keuangan rakyat. R. Aria Wiriaatmaja di Purwokerto mendirikan bank simpan pinjam desa—upaya lokal untuk melawan dominasi tengkulak dan sistem kolonial.

2. Mohammad Hatta dan Visi Koperasi Indonesia

Saat menempuh pendidikan di Belanda, Mohammad Hatta menyerap ide koperasi dari Skandinavia dan Jerman. Setelah kemerdekaan, ia merumuskan bahwa koperasi bukan hanya lembaga ekonomi, tetapi juga sarana demokrasi ekonomi.

“Koperasi adalah usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan.”
— Mohammad Hatta, 1951

Hatta menegaskan bahwa koperasi adalah bentuk perlawanan terhadap sistem ekonomi kapitalis dan komunis, dan menjadi wajah asli ekonomi rakyat Indonesia.


Koperasi di Indonesia Saat Ini: Antara Tantangan dan Peluang

Di era digital, koperasi menghadapi transformasi besar. Tantangan seperti:

  • Kurangnya kepercayaan dan transparansi

  • Ketertinggalan teknologi

  • Daya tarik rendah bagi generasi muda

Namun juga muncul peluang baru:

  • Koperasi digital dan koperasi milenial

  • Platform koperasi berbasis blockchain dan syariah

  • Ekspansi sektor pertanian, energi terbarukan, dan ekonomi kreatif


Kesimpulan: Koperasi Bukan Masa Lalu, Tapi Masa Depan yang Manusiawi

Koperasi bukan hanya lembaga ekonomi. Ia adalah cara hidup, manifestasi gotong royong, dan alat rakyat untuk mempertahankan martabatnya di tengah arus kapitalisme global. Dari Rochdale ke Tasikmalaya, dari Hatta ke generasi digital, semangatnya tetap: ekonomi yang adil, demokratis, dan berbasis solidaritas.


Referensi Kunci

  • International Cooperative Alliance (ICA)

  • Arsip Rochdale Society dan Prinsip-Prinsipnya

  • Biografi Friedrich Wilhelm Raiffeisen

  • Pidato Mohammad Hatta (1951, Harkopnas)

  • Laporan sejarah koperasi Indonesia: Kongres Koperasi 1947 dan 1953

  • Studi ekonomi koperasi modern dan digitalisasi koperasi



Posting Komentar

1 Komentar

Posting Komentar
3/related/default